kata-kata itu sempat keluar dari mulutku. Karena memang aku tidak mau
pindah agama, sebab awalnya agamaku adalah kristen protestan. Aku
terlahir dalam keluarga kristen, aku tumbuh dewasa dalam suasana
kristiani. Aku pernah menjadi ketua pemuda-remaja kristen di daerahku,
aku juga pernah menjabat sebagai ketua mahasiswa kristen dikampusku.
Bahkan aku pernah berkeinginan menjadi seorang pendeta. Sebagai aktivis
gereja, aku juga menjadi penggerak atau motorik dalam perkembangan iman
kristen di gerejaku, tak heran jika aku berkeinginan menjadi seorang
pendeta. Yah... menjadi pendeta adalah cita-citaku, impian yang aku
inginkan dari dulu. Dan seakan tubuh kristen itu sudah melekat dalam
diriku. Berbagai seminar dan workshop tentang kekristenan sering aku
ikuti. Semakin hari aku semakin ingin mengepakkan sayapku di bidang
pelayanan gereja, mulai dari pembawa/penyampai khotbah dalam ibadah
pemuda-remaja kristen, pemain musik dalam ibadah, pemimpin ibadah sampai
menjadi pengurus dalam beberapa organisasi kristen. Entah bagaimana
awalnya, yang pasti dulu semua itu aku percayai semata-mata hanya berasal dari tuhanku, yesus kristus.
Aku benar-benar percaya bahwa yesus-lah tuhanku, dan tidak ada tuhan selain yesus kristus. Itulah aku, dan aku bangga menyebut diriku sebagai umat kristen. Begitu banyak pengalaman suka duka dalam pelayananku, dan semua itu aku yakini menjadi jalan hidupku yang terakhir, jalan hidup dalam memeluk agama kristen. Apapun resikonya dan apapun kondisinya, aku tetap ingin menjadi orang kristen. Orang kristen yang bukan biasa-biasa saja, orang kristen yang bukan hanya KTP saja. Aku ingin menjadi tombak dalam perkembangan umat kristen, dalam pergerakan misionaris kristenisasi, itulah harapanku. Sering aku marah-marah kepada anggota keluargaku termasuk kepada orangtuaku sendiri jika mereka tidak berangkat ke gereja, aku sering memberikan motivasi kepada teman-teman kristen-ku dengan memberikan doktrin kepada mereka tentang mengapa kita harus datang ke gereja dan mengapa kita harus percaya kepada yesus kristus, bahkan aku menjadi tempat curhat dan tempat bertanya teman-temanku tentang beberapa hal dalam kekristenan. Dengan bermodalkan keyakinan, aku lakukan semua itu semata-mata karena imanku kepada yesus kristus. Dengan pelajaran saling mengasihi adalah sebagai modal dasar untuk terus bekerja melayani yesus.
Saling mengasihi, itulah yang aku
pegang. Entah bagaimanapun sakitnya dan apapun resikonya, aku ingin terus
melayani yesus kristus. Disamping ada bakat seni dalam diriku, tak jarang dalam
suatu ibadah seringnya aku mengiringi ibadah tersebut dengan beberapa alat
musik seperti keyboard, gitar dan drum. Karena ibadah tanpa nyanyian dan
iringan musik seperti masak tanpa bumbu, hambar dan tak berasa apapun bagiku.
"Only jesus in my heart, no matter how or what, ‘coz I just wanna live forjesus christ", itulah slogan atau motto dalam hidupku dulu. Menjadi seorang
pemuda kristen yang militan dan kuat dalam segala cobaan adalah bagian dari
keinginanku, seakan membuat jiwa kristen itu terus tumbuh dalam diriku. Tidak
mudah memang mempertahankan kepercayaan seseorang yang telah diberikan kepadaku
untuk mengemban tugas-tugas tersebut, namun aku sendiri juga tidak pernah ada
niatan untuk mengundurkan diri meski terkadang timbul konflik dalam organisasi
yang aku pegang. Karena aku menjalankan organisasi tersebut atas dasar kasih,
dan dengan kasih tersebut tumbuh rasa ikhlas yang membuat semuanya menjadi
mudah dan terlalu indah untuk ditinggalkan. "Bangga" itulah yang aku
rasakan, bisa menjadi pengurus inti dan penggerak di berbagai bidang keagamaan
khususnya agama kristen.
ISYAROH
DARI ALLAH
Seiring berjalannya waktu, hingga
aku kuliah di salah satu universitas di Malang Jawa Timur, membuat rasa ingin
tahu tentang kristen itu semakin kuat. Sekuat keinginanku menjadi ujung tombak
pelayanan rohani kristen, yang pada akhirnya aku ingin menjadi umat pemenang
(sebutan bagi orang kristen yang percaya akan yesus kristus seutuhnya). Dengan
rasa ingin tahu yang kuat, membuat aku semakin ingin mempelajari apa sih
sebenarnya kristen itu. Namun disaat aku ingin mendalami tentang kristen dan
ingin serius mempelajari Kristen, disaat itu pula aku mengalami isaroh dari
Allah
Tahun 2005, adalah tahun dimana
aku mengalami sesuatu yang sangat sulit dimengerti. Ketika itu aku tidur,
tiba-tiba terdengar suara adzan yang berkumandang di telingaku. Sangat keras,
seperti sebuah speaker besar tepat berada ditelingaku, sehingga membuat hati
dan tubuhku bergetar mendengarnya. Suara adzan, suara yang seringkali aku
dengar dari mushola atau masjid di sekitar rumahku. Suara adzan yang sama
sekali tidak aku kenal dan tidak aku mengerti, tetapi pada saat mendengarkannya,
seakan hatikupun ikut mengumandangkannya. Ini bukan mimpi saat tidur, tapi
benar-benar nyata yang aku alami. Karena setelah aku mendengar suara adzan
tersebut, aku langsung terbangun dan suara adzan tersebut masih berkumandang
ditelingaku. Dalam penghilatanku seakan-akan tidak percaya, karena waktu itu
waktu menunjukkan tengah malam, mungkin sekitar jam 3 malam. Yang setahuku, jam
itu tidak ada adzan yang dikumandangkan. Semakin aku menolak untuk
mendengarkannya, suara adzan tersebut malah semakin keras terdengar. Hatiku
ingin terus mendengarkannya, namun tubuh dan pikiranku seakan menolaknya.
Sepertinya hatiku memiliki jalan pemikirannya sendiri. Karena saking takutnya,
tubuhku mulai gemetaran mendengarkannya. Dan aku sendiri tidak tahu, kenapa hatiku
sepertinya bisa untuk mengumandangkan dan mengikuti suara adzan tersebut. Malam
itu adalah malam yang sangat aneh bagiku, suara adzan yang berkumandang
benar-benar mengoyakkan jalan pikiranku. Setelah kejadian itu, aku berusaha
untuk melupakannya. Karena aku menyadari, aku bukan orang yang beragama Islam,
aku adalah orang yang beragama kristen jadi sudah sewajarnya jika aku berusaha
untuk melupakan kejadian tersebut. Tak mudah memang untuk melupakannya, karena
seakan aku terus dihantui kejadian malam itu. Dengan berbagai kegiatan dan
ibadah kristen, aku berusaha untuk melupakan kejadian tersebut
Tahun 2006, tahun ini adalah
tahun yang sungguh membuat aku semakin merasa bingung. Suatu malam, aku
tertidur seperti biasa. Sepulang mengajar komputer di salah satu SMK di
tempatku, aku merasa sangat lelah sekali karena ada pekerjaan yang sangat
menumpuk hingga membuat aku harus lembur. Sekitar jam 10 malam aku tiba di
rumah, waktu itu aku langsung persiapan tidur, seperti bersih-bersih badan dan
berdoa sebelum tidur, berdoa dengan cara kristen tentunya. Akupun tertidur,
dalam tidurku aku bermimpi. Lagi-lagi ini adalah kejadian yang aneh.
Seakan-akan kedua tanganku ada yang memegang, aku merasa keluar dari tubuhku
sendiri. Akupun bisa melihat tubuhku sendiri, aku bisa menembus genting rumah
dan aku pun bisa melihat-lihat keadaan disekitar rumahku pada malam itu. Sepi
dan dingin, itulah yang aku rasakan. Semakin lama semakin aku semakin menuju
keatas, tanpa kusadari ternyata aku menuju keatas langit. Bahkan terasa sesak
didada karena bertabrakan dengan langit malam itu, dan seakan nafaskupun
sedikit tersengal karena berada di atmosfir yang baru aku rasakan. Dalam
hitungan beberapa detik, ternyata aku sudah berada diluar angkasa. Tiba-tiba
terdengar suara yang merdu dan lantang, seraya berkata "Inilah matahari,
inilah bulan, inilah planet, inilah bintang dan lihatlah kebawah, itulah
bumi...", dan memang benar, yang dihadapanku memang semua yang disebutkan
tersebut. Aku bisa melihat dengan jelas bagaimana matahari, bulan,
planet-planet, bintang dan bumi. Lalu muncul pertanyaan dalam hatiku, kenapa
bumi ada dibawah. Ingin rasanya memalingkan kepalaku, dan ingin melihat siapa
yang memiliki suara indah dan merdu itu, namun aku seperti terkunci, tidak bisa
bergerak kemana-mana. Yang aku lihat hanyalah sinar yang sangat terlihat terang
dari belakangku. Setelah itu, terdengar suara lagi, "Akulah Tuhanmu, Aku
adalah satu, Tuhan Yang Maha Esa...". Sungguh sangat sulit dimengerti
memang, meski sebenarnya aku sangat sulit untuk menggambarkan bagaimana suasana
malam itu
Kemudian aku dibawa turun, dan
tangankupun dipegang lagi. Saat melintasi langit, aku pikir langsung menuju ke
tempatku semula atau kembali ke tubuhku, namun ternyata tidak, aku diajak
terbang ke arah barat. Ternyata aku sudah berada di atas Mekkah hanya dalam
hitungan beberapa detik saja, dari atas langit kulihat beribu-ribu orang
mengitari sebuah bangunan kotak hitam, yang sekarang aku sudah tahu bangunan
itu adalah Ka'bah. Aku benar-benar diatas orang-orang tersebut, mereka seperti
semut karena begitu banyaknya. Karena penasaran, dalam hatiku, aku ingin sekali
turun ke bawah, namun langsung ada suara lagi berkata : "Sekali-kali kamu
tidak boleh menyentuh tanah disitu, kamu hanya boleh menyentuh kepala orang-orang
disitu", kemudian aku mengangguk. Selang beberapa detik setelah aku
mengangguk, aku sudah berada di atas kepala orang-orang yang dibawahku tadi.
Kemudian aku berjalan mengitari Ka'bah dengan berjalan diatas kepala
orang-orang tersebut. Dalam mimpiku, aku masih agak bingung juga karena pada
saat aku berjalan di atas kepala orang-orang tersebut dalam pikiranku pasti
akan terjatuh tapi ternyata tidak, yang ada malah orang-orang tersebut
mempersilahkan kepalanya untuk kuinjak. Sepertinya mereka membentuk sebuah barisan
agar aku bisa melewati diatas kepalanya dan sepertinya mereka sudah tahu kalau
aku akan datang. Karena sebagian ada yang senyum kepadaku, ada yang melihatku
dengan tatapan tajam, ada yang melihatku dengan tatapan lembut. Kemudian aku
mengitari Ka'bah. Karena penasaran, aku ingin masuk ke dalam Ka'bah. Aku tidak
bicara apa-apa, tapi hatiku yang berbicara. Tiba-tiba, pintu di Ka'bah tersebut
terbuka pintunya ke arah kiri dan kanan secara perlahan-lahan yang sebenarnya
aku tidak tahu bagaimana bentuk dan letak posisi pintu Ka'bah yang sebenarnya.
Dan dalam hitung detik aku sudah berada di dalam Kabah. Yang aku lihat adalah
kaligrafi yang mengelilingi tembok yang sekarang aku sudah tahu kaligrafi itu
adalah kaligrafi tulisan arab. Tulisannya besar dan bercahaya, berwarna emas
terang benderang. Yang keindahannya tak dapat ku sampaikan dengan tulisan. Aku
terkagum-kagum melihat keindahan tulisan tersebut. Kemudian aku melihat-lihat
di sekelilingku, ternyata ada yang lebih menarik lagi. Ada tumpukan mutiara yang
berbentuk seperti gunung, ada tumpukan emas batangan yang berjejer rapi dan
menggunung, ada setumpuk perhiasan yang cahayanya terang benderang yang
bentuknya seperti gunung juga, kemudian ada kursi emasnya juga tapi aku tidak
tahu kursi apa itu. Tanpa kusadari, ternyata lantai yang aku injak sangatlah
berbeda dengan lantai-lantai yang biasa. Lantainya benar-benar berkilau bak
mutiara yang cahayanya tak bisa terbayangkan banyaknya. Sebenarnya aku sulit
mengutarakan keindahan yang terjadi pada waktu itu, namun aku ingin
menceritakan semampuku dalam mengingat kejadian tersebut. Tak lama kemudian aku
terbangun dari tempat tidur. Ku lihat jam sekitar 02.00 dini hari. Aku terus
terbayang-bayang akan mimpi tersebut, apakah artinya, adakah petunjuk di dalam
mimpi tersebut, gerangan apakah yang berbicara dalam mimpiku tadi, begitu
banyak pertanyaan yang muncul dalam benakku. Entah mimpi atau bukan, yang pasti
kejadian ini benar-benar seperti nyata. Sebenarnya masih ada banyak lagi
kejadian yang aku alami pada waktu mimpi ini. Tapi yang pasti secara garis
besar, inilah yang aku alami
Tahun 2008 - 2009, adalah tahun
yang semakin memberikan titik terang, salah satunya adalah dalam mimpiku aku
selalu di datangi seorang lelaki tua, berjenggot, tinggi besar, hidung mancung,
memakai baju putih seperti jubah, memakai sorban di kepalanya serta membawa
tasbih. Dari kejadian ini aku terus berfikir, kenapa sosok orang tua tersebut
sering muncul dalam mimpiku. Dan pakaian yang beliau kenakan juga tidak pernah
berubah, selalu sama dengan mimpi-mimpiku sebelumnya. Lelaki tua disini bukan
lelaki yang sudah tua renta dengan mamakai tongkat ditangannya, akan tetapi
seorang lelaki yang sudah cukup tua dengan badan tegap, tinggi dan berbadan
besar. Hidungnya mancung, kulitnya putih bersih, memiliki mata yang indah dan
tajam tapi tetap terlihat lembut.
Ada dua mimpi dari beberapa mimpi
yang lain yang membuat aku tak bisa melupakannya. Yang pertama suatu malam aku
bermimpi berada disebuah tanah lapang yang tak ada seorangpun disekitarku. Yang
kulihat hanyalah kabut putih yang membuat samar penglihatanku, seakan sunyi
sepi dan tak berpenghuni. Namun saat aku melihat disekeliling tempat tersebut,
ada sesosok lelaki tua yang memakai baju putih, dan benar lelaki tua tersebut
adalah orang tua yang sering muncul dalam mimpiku. Beliau tersenyum padaku,
sambil membawa baju di kedua tangannya. Beliau mendekat padaku, sehingga aku
bisa jelas melihat wajahnya dalam mimpi, meskipun begitu aku tidak tahu kenapa
kalau di dunia nyata seperti ini aku tidak bisa mendiskripsikan bagaimana wajah
dan paras orang tua tersebut. Beliau mendekat padaku, kemudian beliau
mengulurkan kedua tangannya. Di masing-masing tangan terdapat baju, disebelah
kiri ada baju yang berwarna hitam atau merah kehitaman, aku sudah agak lupa
yang pasti baju tersebut berwarna gelap, kemudian tangan yang disebelah kanan
terdapat baju yang berwarna putih. Beliau tidak berkata apa-apa, hanya
menatapku tajam dan seakan menyuruhku untuk memilih baju tersebut. Kemudian aku
sempat berfikir, baju yang mana yang harus aku pilih, beliau tidak menyuruhku
untuk memilih yang sebelah kiri ataupun kanan, beliau menyuruhku untuk memilih
sendiri dan memberikan kebebasan untukku. Aku sempat memandang wajahnya, begitu
lembut dan mententramkan hati, tak bisa kuceritakan bagaimana wajahnya, yang
pasti saat melihat wajahnya ada kepuasan yang belum pernah aku dapatkan, ada
ketenangan yang kurasakan. Kemudian aku melihat kedua baju tersebut, aku
bingung harus pilih yang mana. Kulihat orang tua tersebut menungguku dengan
sabar, seakan beliau memberikan kebebasan kepadaku baju mana yang akan pilih
dan tak ada rasa kesal atau marah saat beliau menungguku untuk memilih baju
yang berada tepat dihadapanku. Entah kenapa, dalam hatiku ingin sekali memilih
baju yang berwarna putih. Akhirnya aku mengambil baju yang berwarna putih yang
berada ditangan kanan orang tua tersebut. Dan saat kupegang, tiba-tiba baju
tersebut menyala. Semakin kupegang semakin menyala, dan timbul rasa penasaran
dalam hatiku, kemudian aku langsung mengambil dan memakainya. Ternyata baju
putih yang aku pakai tersebut menyala seperti lampu terang benderang dan
memancarkan sinar putih hingga menerangi sekitarku. Sekitarku yang awalnya
sunyi sepi dan berkabut putih, seketika berubah menjadi terang benderang karena
sinar yang muncul dari bajuku. Aku pernah melihat film-film yang menceritakan
seorang putri/putra raja yang mendapatkan jubah kebesaran atau mahkota raja dan
putri/putra raja tersebut langsung berputar-putar karena bahagia, begitu juga
denganku, saat aku memakai baju tersebut aku begitu bahagia, aku langsung
berputar-putar sambil tertawa bahagia. Perasaanku waktu itu sulit untuk aku
ceritakan, karena ada rasa kebahagiaan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya.
Benar-benar luar biasa, baju yang awalnya biasa-biasa saja yang hanya berwarna
putih biasa langsung berubah bercahaya dan memancarkan sinar yang terang
benderang, padahal pada waktu itu mimpi, namun aku sendiri sulit mempercayai
bahwa itu adalah mimpi karena benar-benar terasa nyata bagiku. Karena terlalu
bahagia, aku sampai lupa dengan beliau yang tadi memberikan baju tersebut. Saat
kusadari, ternyata beliau sudah tidak ada didepanku. Kulihat disekelilingku
namun tak kutemukan sosok beliau lagi. Namun yang aku ingat adalah, saat aku
memilih baju warna putih yang berada ditangan kanan beliau, hal terakhir yang
aku lihat adalah beliau tersenyum padaku. Senyumnya begitu lembut, seakan
lelaki tua itu juga bahagia karena aku memilih baju putih tersebut. Inilah
mimpiku yang sebenarnya sulit untuk aku mengerti, karena kejadian di alam mimpi
tersebut seakan benar-benar nyata. Namun aku tidak pernah menceritakannya
kepada siapapun, karena takut tidak ada yang percaya. Mimpi ini aku alami pada
tahun 2008
Mimpi yang kedua adalah aku
bermimpi bertemu dengan orang lelaki tua itu lagi dan lelaki tua tersebut masih
tetap mengenakan pakaian yang sama, mimpi ini aku alami pada pada tahun 2009.
Suatu malam aku bermimpi, aku berada didalam suatu rumah. Rumah tersebut begitu
bersih dan indah, meja kursi serta korden penutup cendela tertata dengan rapi,
lantai dan temboknya terlihat begitu bersih dan terawat. Akupun melihat-lihat
isi rumah tersebut, ternyata seperti rumah pada umumnya. Ada ruang tamu, kamar
tidur, dapur, hiasan dinding dan lain sebagainya. Aku berfikir dalam mimpi,
rumah siapakah ini? Disaat aku sibuk dengan pertanyaan-pertanyaanku sendiri,
terdengar suara ada yang mengetok pintu dari luar. Aku agak takut, kok ada yang
mengetok pintu padahal aku tidak tahu rumah siapakah ini. Kemudian dengan
mengumpulkan keberanian, akupun berusaha memberanikan diri untuk membuka pintu
tersebut. Dan ternyata yang mengetuk pintu itu adalah lelaki tua yang sering
kali muncul dalam mimpiku. Aku langsung tertunduk, dan beliaupun melihatku
dengan tatapan yang sangat tajam. Aku seperti masih sulit untuk mempersilahkan
beliau masuk, namun beliau begitu sabar menunggu didepan pintu sambil berdiri.
Aku seperti sulit untuk mempersilahkan beliau untuk masuk ke dalam rumah.
Kemudian aku beranikan diri untuk memandang wajahnya kembali, dan aku tak bisa
berkutik sedikitpun saat aku memandang wajahnya. Mungkin aku benar-benar
terpesona memandang wajahnya, karena wajahnya benar-benar seperti lembut dan
enak dipandang. Begitu halus dan bersih, wajahnya putih bersih, kulitnya begitu
indah, pakaian yang beliau pakai begitu halus dan indah, putih bersih itu yang
terlihat. Entah seperti apa aku harus menceritakan bagaimana sosok beliau,
karena benar-benar aku tak bisa menceritakan secara gamblang dan detail. Karena
apabila dilihat dengan jelas, ternyata kulit dan pakaian yang beliau pakai
memancarkan sinar, meski tak begitu terang benderang, namun dapat terlihat ada
cahaya yang muncul dari kulit beliau. Selang beberapa lama, akupun
mempersilahkan beliau masuk ke dalam rumah, seperti orang-orang jawa biasanya,
aku mempersilahkan dengan mengacungkan jempolku tanda untuk mempersilahkan
beliau masuk. Beliau pun tersenyum padaku sambil berjalan masuk ke dalam rumah,
dan beliaupun langsung duduk di kursi yang sudah ada. Aku pun menyusul beliau
untuk duduk, dan kamipun duduk secara berhadap-hadapan. Beliau duduk dikursi
yang panjang, dan aku duduk di kursi yang pendek. Aku tidak berani melihat
beliau, akupun hanya tertunduk diam. Beliaupun tak berkata-kata satu katapun.
Jadi kondisinya kami berdua saling diam. Beliau memandangku dengan tajam, akan
tetapi aku tak berani memandang beliau. Namun aku bisa merasakan, bahwa tatapan
beliau adalah tatapan sayang, seperti tatapan seorang ayah yang sedang melihat
anaknya. Dan akupun merasakan bahwa beliau masih tetap tersenyum padaku,
padahal aku menunduk saat itu dan tidak memandang wajahnya, namun aku bisa tahu
bahwa beliau tersenyum padaku. Beliau masih tetap tak berkata apapun juga dan
hanya tersenyum melihatku. Kemudian aku terbangun dari tidurku. Inilah mimpiku
yang tak bisa aku lupakan hingga saat in
Dari kejadian-kejadian tersebut,
membuat aku semakin penasaran dan semakin ingin tahu apakah maksud dari suara
adzan dan mimpi-mimpiku. Kemudian aku mencoba bertanya kepada orang yang ahli
di bidang agama Kristen tentang hal tersebut, namun seakan jawaban yang aku
terima tidak memberikan rasa puas bagiku. Masih ada sesuatu yang tidak aku
mengerti, bahkan aku ingin mencoba mencari jawaban yang lain. Aku tidak berani
sembarangan memilih orang untuk aku menceritakan tentang hal yang aku alami
ini. Makanya aku terus berusaha untuk mencari orang yang tepat kepada siapa aku
harus bercerita tentang yang aku alami tersebut. Kemudian aku menemukan salah
satu orang yang memang hatiku seakan ingin sekali menceritakan kepada beliau,
beliau adalah salah orang yang paham dan mengerti tentang agama Islam, sebagai
salah satu tokoh agama di daerah beliau, beliau juga menjadi salah satu
penggerak atau motorik dalam perkembangan agama Islam di daerah beliau. Beliau
adalah salah satu anggota dari keluarga angkatku, karena memang sebelum aku
pindah agama, aku memiliki keluarga angkat. Dan keluarga angkatku ini adalah
beragama Islam semua, namun diantara kami tidak ada dinding pemisah, karena
kami saling menyayangi dan menghormati. Hanya agama kami saja yang berbeda,
selebihnya aku sudah seperti keluarga sendiri layaknya orang tua dan anak.
Kemudian singkat cerita, secara perlahan-lahan aku mencoba menceritakan
kejadian-kejadian yang aku alami secara detail kepada beliau, dan tidak hanya yang
aku ceritakan dalam tulisan ini, namun juga beberapa kejadian lainnya yang aku
alami. Saat pertama kali beliau mendengar ceritaku, beliau sangat kaget. Bahkan
beliau seakan tidak percaya, beliau juga sempat berkata : "Masyaallah...,
Subhanallah..., apa yang kamu alami benar-benar adalah hidayah dari Allah.
Bahkan saya sendiri yang bertahun-tahun menjadi Islam belum pernah mengalami
seperti yang kamu alami. Memang Alloh-lah yang berkendak atas segala
sesuatunya...", dari apa yang beliau katakan tersebut, membuat aku kembali
berfikir, ternyata apa yang aku alami ini adalah sesuatu yang tidak biasa, bisa
dibilang tidak semua orang mengalami apa yang aku alami. Dari beberapa
penjelasan beliau, aku mencoba merenungkan dan mencoba untuk memahaminya. Entah
kenapa saat beliau menerangkan kejadian-kejadian yang aku alami, aku
benar-benar merasa puas. Namun aku tetap saja bertahan dengan keegoisanku, yang
seakan mengenyampingkan keterangan dari beliau. Karena memang jelas sekali
bahwa beliau memberikan penjelasan bahwa semua yang aku alami tersebut dari
Allah swt, dan itu adalah sebuah petunjuk untukku, agar aku bisa berjalan
dijalan yang benar, yaitu di jalan Islam, apalagi setelah beliau berkata :
"InsyaAllah, apa yang kamu alami adalah benar-benar dari Allah, dan Allah
ingin kamu tahu, bahwasannya kamu diberikan isaroh untuk menjadi seorang Muslim
yaitu dengan menjadi Mualaf", aku tahu apa maksud dari mualaf, karena dulu
aku pernah kenal dan tahu dengan kata-kata mualaf. Aku berontak, karena aku
sudah menjadi kristen lebih dari 15 tahun. Bagaimana mungkin aku menjadi mualaf
hanya karena kejadian - kejadian tersebut, sangat bodoh bagiku. Itu yang aku
alami saat itu dan aku tidak ingin mencari jawaban dari kejadian-kejadian yang
alami lagi. Karena sudah jelas, apabila aku mencari jawaban kembali, jawaban
yang aku dapatkan adalah jawaban yang mengajak aku untuk menjadi mualaf. Bagi
orang lain mungkin mudah untuk mengatakannya, tapi bagiku itu adalah sesuatu
yang sangat berat. Aku hidup dan berkembang dalam lingkungan kristen, jiwa
kristen itu sudah terus bertumbuh dalam diriku dan aku tidak mungkin
meninggalkan kristen begitu saja. "Apa kata dunia???!!!", dalam
hatiku berkata demikian karena memang aku benar-benar merasa tidak mungkin
meninggalkan kristen. Seiring berjalannya waktu, membuat aku semakin tak
mengerti, ada perang bathin yang aku rasakan. Bagaimana perang bathinku ini,
tidak bisa aku jelaskan dengan kata-kata. Karena memang yang aku rasakan begitu
sulit dan sangat tidak masuk akal bagiku waktu itu, aku terus saja dihantui
rasa bersalah karena kenapa aku bertanya kepada orang tersebut. Tapi ada satu
hal yang membuat aku tak mengerti, semakin aku ingin menjauhi perasaan pindah
agama, hatiku terus ingin menuju kesana. Aku berperang dengan hatiku sendiri,
dan itu membuat sangat tidak nyaman. Saat aku beribadah kristen pun, aku merasa
ada yang kurang. Hatiku sudah menolak dengan beberapa liturgi (jalannya suatu
ibadah kristen) yang aku ikuti ataupun yang aku pimpin. Hatiku seakan mempunyai
jalan pikirannya sendiri, yang pada akhirnya aku terus berperang dengan kata
hatiku. Bingung dan penat, itu yang aku alami. Karena memang aku merasa ada
sesuatu yang harus aku temukan, harus ada sesuatu yang aku dapatkan. Tapi tidak
mungkin aku menjadi Islam, karena latar belakangku saja adalah aktivis gereja,
sangat tidak mungkin sekali aku menjadi mualaf. Ditambah aku adalah Ketua
Mahasiswa Kristen dikampusku, apa kata teman dan dosenku apabila aku menjadi
mualaf, pasti sangat memalukan sekali. Setiap malam aku terus saja berperang
dengan kata hatiku, dan seakan aku ingin teriak sekencang-kencangnya karena aku
sudah tidak kuat. Akibat dari perang bathin tersebut aku malah merasa sudah
menjadi seorang yang atheis (tidak percaya adanya Tuhan), karena sekitar 2
minggu aku terus saja tidak ingin berdoa apapun dan tidak ingin beribadah
apapun. Aku benar-benar meninggalkan kegiatan ibadah apapun. Dan itu sangat
menyakitkan bagiku
Singkat cerita, pada suatu malam,
tepatnya pada hari Jum'at pukul 01.00 WIB dini hari, seperti ada yang membangunkan
aku, sangat terasa sekali ada yang seperti menyentuhku dan membangunkan aku
dari tidur. Kemudian aku terbangun dari tidur, aku pikir salah satu keluarga
angkatku yang membangunkan aku karena waktu itu aku tidur dirumah keluarga
angkatku. Namun saat aku terbangun, ternyata tidak ada siapa-siapa. Aku sempat
kaget dan langsung merinding, karena sangat aneh bagiku kejadian tersebut.
Disaat aku sibuk dengan pikiranku sendiri, siapakah yang membangunkan aku tadi,
tiba-tiba ada suara yang lembut dan sangat menggetarkan hati berkata :
"Islam adalah agama yang benar, Islam adalah agamamu. Apa salahnya kamu
pindah Islam? Karena sesungguhnya Islam adalah baik bagimu", saat aku
menulis inipun, aku kembali merinding apabila mengingat kejadian tersebut.
Waktu itu hatiku sungguh merasa tenang mendengarkan suara yang lembut tersebut,
namun sebenarnya aku sangat kaget dan sangat takut, karena ada suara namun
tidak ada orangnya. Kemudian suara itu berkata, "Bangun dan ambillah
wudhlu. Karena itu baik bagimu", kemudian aku terbangun dari tempat
tidurku dan pergi kekamar mandi, waktu itu aku sebenarnya bingung kenapa aku
seperti menuruti suara tersebut, namun memang sebenarnya hatiku yang
menggerakkan agar pikiran dan tubuhku untuk mengikuti suara tersebut. Setelah
dikamar mandi aku kembali dihadapkan dengan pertanyaan, bagaimana caranya
ber-wudhlu, karena aku benar-benar tidak tahu. Selang beberapa detik, suara
lembut itu muncul kembali seraya berkata, "Bersihkanlah wajah, tangan dan
kakimu dengan air, sebagaimana yang sudah kamu ketahui", mendengar suara
tersebut, aku langsung teringat sebuah tayangan di televisi, apabila adzan
maghrib, tayangan tersebut menampilkan orang-orang yang ber-wudhlu, meski tidak
semua ditayangkan, namun aku masih ingat apa saja yang harus dibersihkan.
Kemudian aku membasuh wajah, tangan dan kaki, yang sebenarnya aku tidak tahu
sama sekali bagaimana caranya ber-wudhlu, hanya saja aku yakin sekali bahwa apa
yang aku lakukan adalah benar. Setelah ber-wudhlu aku kembali ke tempat tidur,
aku bingung mau apa lagi. Kemudian suara tersebut muncul kembali,
"Berdoalah kepada Allah, sebagaimana orang Islam berdoa. Mintalah kepada
Allah apa yang ada dalam hatimu, karena sesungguhnya Allah melihatmu sekarang
ini dan Allah tahu apa yang kamu lakukan, karena Allah menunggumu",
setelah itu aku mencoba untuk duduk dengan keadaan kaki seperti bersujud,
rasanya ingin sekali sholat, namun karena aku tidak bisa sholat, aku hanya
duduk lalu melakukan sujud 3 kali seperti orang sholat yang pernah aku lihat.
Setelah sujud 3 kali, kemudian aku menengadahkan tanganku, sambil berdoa :
"Ya Allah, inilah hamba, apa adanya hamba, hambamu yang penuh dengan dosa
ini, mengharapkan kasih sayang dariMu. Jika memang Engkau mengijinkan hamba
mualaf, berikanlah kesempatan kepada hamba untuk melakukan syahadat sekarang
ini juga, namun jika Engkau tidak menginginkan hamba mualaf, ambillah nyawa
hamba sekarang juga, daripada hamba hidup dalam keadaan yang lebih berdosa
karena tidak beragama dan tidak bertuhan, amin.", dengan air mata yang
terus mengalir, aku sendiri sebenarnya bingung kenapa aku bisa berdoa seperti
itu, namun itu yang ada dalam hatiku dan memang itu yang ingin aku sampaikan.
Aku tahu kata "syahadat" dari salah satu anggota keluarga angkatku,
namun beliau tidak memberikan isi atau mengajarkan kalimat syahadat bagiku.
Yang hanya disampaikan, bila ingin masuk Islam, harus membaca kalimat syahadat.
Jadi pada intinya aku sama sekali tidak bisa membaca kalimat syahadat, itu
saja. Tapi malam itu, aku sangat yakin sekali untuk membaca syahadat. Karena
rasa keyakinanku tersebut, selang beberapa detik setelah aku berdoa, ada suara
yang muncul kembali berkata, "Syahadat-lah, Karena sesungguhnya syahadatmu
itu dari hatimu", kemudian suara tersebut berkata kembali, "Asyhadu
An-Laa Ilâha Illallâh, wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh", kemudian
aku pun mengikuti suara tersebut secara perlahan-lahan dan berulang-ulang kali,
suara tersebut tidak hanya terdengar satu kali, namun beberapakali muncul
hingga aku bisa membaca syahadat sendiri dengan hati dan mulutku sendiri,
dengan penuh keyakinan akupun berkata : "Asyhadu An-Laa Ilâha Illallâh, wa
Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh". Setelah aku membaca kalimat syahadat
tersebut, aku langsung merasa puas, lega dan tenang. Aku seperti merasakan sesuatu
yang baru, sesuatu kebahagiaan yang belum pernah aku rasakan, seakan semua
beban dalam hidupku seperti hilang begitu saja, seperti tidak ada masalah dan
tidak ada beban hidup yang aku rasakan. Benar-benar perasaan yang tidak dapat
terkatakan. Kemudian sekitar pukul 08.00 WIB pagi aku berkata kepada keluarga
angkatku, bahwasannya aku siap menjadi mualaf, namun aku tidak menceritakan
kejadian tadi malam yang aku alami. Semua anggota keluarga angkatku langsung
menangis histeris dan langsung memelukku dan menciumiku, semua terasa bahagia
waktu itu. Kebahagiaan yang tidak dapat kugambarkan dengan tulisan, karena
tangisan mereka adalah tangisan bahagia yang sungguh sangat menggetarkan hati.
Kemudian aku disuruh untuk mandi taubat, dengan diberitahukan cara-caranya.
Setelah mandi aku diajarkan untuk berwudhlu, dan setelah wudhlu aku diberi
sarung dan baju koko. Dimana sarung dan baju koko adalah pakaian Islam yang
baru pertama kali aku pakai, dan kemudian keluarga angkatku menyuruhku untuk
mengikuti setiap apa yang dilakukan nanti, maksudnya aku harus mengikuti
gerakan-gerakan sholat apabila dimasjid nanti, karena aku akan diajak sholat
Jum'at. Setelah itu aku diajak ke sebuah masjid yang ternyata masjid tersebut
sudah lumayan penuh dengan jama'ah sholat Jum'at. Awalnya aku takut untuk masuk
masjid, karena seakan prosesnya terlalu cepat bagiku, aku yang baru saja masuk
Islam barusan, tiba-tiba sudah harus masuk ke dalam masjid, yang notabene-nya
adalah tempat ibadah yang baru kenal. Namun aku tetap diajak untuk masuk dan
duduk serta mengikuti gerakan-gerakan sholat Jum'at. Setelah sholat Jum'at,
kemudian anggota keluarga angkatku tersebut maju kedepan dan membisikkan
sesuatu kepada orang yang menjadi pemimpin sholat Jum'at, kemudian beliau
memberikan pengumuman bahwa ada seorang yang mualaf, semua jama'ah bingung,
toleh sana toleh sini, karena bingung siapa yang menjadi mualaf. Kemudian
namaku disebut, dan aku disuruh maju. Dengan didampingi keluarga angkatku,
akupun memberanikan diri untuk maju kedepan. Kemudian didepan para jama'ah aku
diajak untuk mengucapkan kalimat syahadat kembali, dengan berlinangkan air
mata, semua para jama'ah pun ikut dalam suasana yang sangat luar biasa bagi
mereka siang itu. Semua para jama'ah menangis, bahkan sampai ada yang tersedu-sedu
karena melihatku akan mengucapkan kalimat syahadat. Kemudian aku dibimbing
untuk membaca kalimat syahadat, "Asyhadu An-Laa Ilâha Illallâh, wa Asyhadu
Anna Muhammadar Rasulullâh". Setelah aku mengucapkan kalimat tersebut,
semua para jama'ah maju kedepan dan memberikan ucapan selamat, tak sedikit juga
yang merangkulku, semua terbawa suasana waktu itu, isak tangis yang mengiringi
jabat tangan kami, akupun tidak kuat menahan air mata. Sungguh benar-benar
kejadian yang luar biasa bagiku, aku seperti hidup baru, dan aku pun seperti
lahir baru dan seolah-olah baru terlahir di dunia ini. Entah bagaimana untuk
menggambarkan suasana waktu itu, namun tak perlu aku menggambarkan suasana
tersebut, aku yakin para pembaca sekalian pasti paham dengan keadaan suasana tersebut.
Hari itu adalah hari yang berharga bagiku, bahkan menjadi hari yang luar biasa
bagiku. Hari yang menjadi awal dan pertama kali aku masuk Islam, hari yang
pertama kali aku memakai sarung dan baju koko, hari yang pertama kali aku
belajar wudhlu dan belajar sholat. Sungguh sangat istimewa bagiku. Hari itu
adalah Hari Jum'at tepatnya tanggal 24 Juli 2009 / 2 Syaban 1430 H. Hari yang
tak kan pernah ku lupakan seumur hidupku
And I would like to say,
"that day is the best day I ever had" atau hari itu adalah hari yang
terbaik yang pernah aku alami atau aku miliki. Dan sungguh awal yang sangat
indah sekali, Allah memberikan kesempatan kepadaku untuk menjadi mualaf pada
hari Jum'at, yang sekarang aku telah tahu bahwa hari Jum'at adalah hari yang
istimewa bagi umat Muslim. Dan alhamdulillah sekarang aku adalah seorang yang
beragama Islam, dan aku bangga menjadi orang Muslim. Inilah sebagian cerita
hidupku yang menjadi salah satu alasan kenapa aku pindah agama. Cerita hidup
dari seorang hamba Allah, yang sebenarnya tidak layak untuk menjadi hamba-NYA
karena aku sadar, bahwa hidupku sangatlah berdosa dan sangatlah hina, aku bukan
siapa-siapa, dan akupun bukan keturunan dari pembesar-pembesar atau tokoh-tokoh
yang besar. Namun aku yakin, bahwa semua itu adalah skenario dari Allah, dan
sesungguhnya Allah tahu yang terbaik bagi setiap ummat-NYA serta Allah berhak
kepada siapa Allah akan memilih untuk menjadi ummat-NYA. Dan kini, Islam adalah
jalan hidupku yang terakhir, tak akan pernah kugantikan jalan hidupku ini dengan
apapun juga. Seperti ada tertulis : "............................. Apakah
yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu
mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah
timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke
jalan yang lurus" ((Terjemahan dari QS. Al Baqarah : 142 ))
Kini, aku berada ditempat ini,
disebuah daerah yang bernama Sarang, sebuah daerah yang baru aku kenal dan aku
pijak sekarang ini, tempat yang begitu banyak menampilkan berbagai kegiatan
islami, tempat dimana ajaran Islam ditegakkan dan disyi'arkan dengan berbagai
bedah ilmu Islam, Lembaga Pendidikan serta adanya beberapa ulama besar yang
salah satunya adalah seorang syaikina yang patut menjadi panutan yang sudah
diakui oleh dunia, KH. Maimoen Zubair. Aku merasa menemukan ilmu yang sudah
sepatutnya aku pelajari, bahkan aku merasa, hakikatnya mencari ilmu adalah di
sini. Tempat yang sebenarnya baru aku kenal, namun aku sepertinya tidak ingin
meninggalkan tempat ini. Tempat dimana orang menyebutnya sebagai Kota Santri
atau Kaum Sarungan, dengan ilmu salaf yang diajarkan, aku merasa
"tepat" berada disini. Pun juga sebenarnya ada cerita tersendiri
mengapa aku bisa sampai ditempat ini. Sungguh rahasia Allah yang sulit untuk
aku mengerti, namun aku tak perlu tanya mengapa, karena semua ini adalah bagian
dari rencana Allah dalam hidupku. Meskipun semua anggota keluargaku masih
beragama kristen. Namun alhamdulillah sekarang anggota keluargaku sudah mau
menerimaku dalam keadaan Islam. Dan semoga merekapun mendapatkan hidayah
seperti yang aku alami, amin
Aku ingin belajar, aku ingin
mencari ilmu serta aku ingin mendalami ilmu Islam yang sebenar-benarnya. Dengan
mengikuti salah satu Lembaga Pendidikan di PP. Al-Anwar Sarang, aku ingin
belajar agama Islam dasar, meski awalnya sulit, namun aku yakin aku pasti bisa.
Lembaga Pendidikan yang baru aku kenal dengan nama LP. Muhadhoroh, dan berada
disalah satu kelasnya dengan sebutan SP, sungguh sangat menorehkan semangat tersendiri
bagiku. Meski terasa lucu, karena semua teman-temanku umurnya jauh dibawahku,
namun tak mengapa bagiku. Karena sesungguhnya teman-teman kecilku itu telah
memberikan warna yang indah dalam coretan pena cerita hidupku, dan kini mereka
menjadi salah satu semangatku untuk belajar. Meski setiap hari harus menahan
marah dan jengkel karena sikap mereka yang terkadang diluar batas, seperti
kenakalan mereka, keramaian mereka didalam kelas, namun sebenarnya mereka sudah
menjadi bagian dalam hidupku. Berada dikelas SP, sudah menunjukkan siapa aku
yang sebenarnya, seseorang yang ingin belajar Islam dari dasar. Karena aku
tahu, mencari ilmu tidak pandang usia dan latar belakang, yang ada hanya
keinginan yang kuat dan kesempatan. Teman-teman kecilku, aku bangga kepada
kalian dan sesungguhnya keberadaan kalian adalah semangatku saat ini. Disaat
aku jenuh dengan aktifitas dan pekerjaanku, karena tingkah laku kalian yang
lucu, seakan kejenuhanku itu hilang begitu saja disaat aku bersama mereka.
Terimakasih teman-teman kecilku, kalian sudah menjadi teman dalam hidupku yang
tak mungkin aku lupakan. Dan mari kita bersama-sama belajar untuk memahami dan
memaknai kehidupan dengan ilmu Islam yang kita pelajari saat ini
Inilah cerita hidupku, mualaf,
yang semata-mata cerita ini bukan untuk sesuatu yang dibangga-banggakan untuk
kesombongan, namun tulisan ini aku buat untuk mensyi'arkan kabar baik, tentang
kebaikan dan kebesaran Allah swt. Semoga saja tulisanku ini bermanfaat dan
dapat memberikan nilai tersendiri bagi setiap pembaca sekalian, amin
Sumber :http://ahadan.blogspot.com
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !