Headlines News :
Home » , » KURIKULUM DAN INSTRUKSIONAL

KURIKULUM DAN INSTRUKSIONAL

Written By Unknown on Saturday, December 22, 2012 | Saturday, December 22, 2012

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ilmu yang dimiliki oleh seorang manusia itu kuantitas dan kualitasnya berbeda. Ilmu itulah yang dapat mengangkat derajat dan kehormatan manusia. Ilmu dapat diperoleh dimana saja melalui proses pembelajaran. Pada proses secara umum lebih menekankan pada pendidikan. Pendidikan itu terfokus pada interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan itu dapat berlangsung secara formal seperti di sekolah atau secara informal seperti pada keluarga, pada masyarakat maupun di lingkungan.
Dewasa ini, ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran. Kurikulum haruslah bisa mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang setiap saat selalu berkembang.  Pelaksanaan proses interaksi itu terutama di sekolah dilakukan secara berencana yaitu dengan dibuatnya kurikulum. Kurikulum adalah hal yang sangat penting dan harus diketahui oleh pendidik maupun calon pendidik. Dengan pendidik mengetahui kurikulum, maka pelaksanaan pembelajaran disekolah akan berlangsung dengan baik. Dalam hal ini mengetahui tentang kurikulum saja tidaklah cukup. Pendidik maupun peserta didik harus memahami tentang konsep dasar kurikulum, cara mengorganisasikan kurikulum, dan melaksanakan kurikulum, dan mengembangkan kurikulum.

B.     Rumusan Makalah
1.      Pengertian kurikulum
2.      Pengertian Intruksional
3.      Tujuan Intruksional


BAB II
KURIKULUM DAN INSTRUKSIONAL
A.    Pengertian
Lazimnya kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Ahli teori kurikulum berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah, yaitu kegiatan kurikuler  formal  dan tak formal atau biasa disebut ko-kurikuler atau ekstra-kurikuler (co-curriculum atau extra-curriculum). Kurikuler  formal meliputi:
a.       Tujuan pelajaran, umum dan spesifik.
b.      Bahan pelajaran yang tersusun sistematis
c.       Strategi belajar-mengajar serta kegiatan-kegiatannya.
d.      System evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan tercapai.
Kurikulum tak formal terdiri atas kegiatan-kegiatan yang juga direncanakanakan tetapi tidak berkaitan langsung dengan pelajaran akademis dan kelas tertentu. Kurikulum ini merupakan pelengkap kurikulum formal, sebagai contoh adalah: pertunjukan drama, pertandingan antar kelas/antar sekolah, perkumpulan berbagai hobi, pramuka, dan lain-lain.
Selain kedua hal itu, ada juga yang disebut sebagai kurikulum tersembunyi atau “Hidden Curriculum”, misal diantaranya adalah aturan tak tertulis dikalangan siswa seperti contoh: “harus kompak terhadap guru”. Hal seperti ini turut mempengaruhi suasana pengajaran dalam kelas. Kurikulum ini bagi sebagian kalangan tidak dianggap sebagai kurikulum karena tidak direncanakan.
Ralph Tyler mengemukakan bahwa kurikulum ditentukan oleh empat faktor atau asas utama, yaitu:
1.      Falsafah bangsa, masyarakat, sekolah dan guru-guru (aspek filosofis).
2.      Harapan dan kebutuhan masyarakat (orang tua, kebudayaan masyarakat, pemerintah, agama, ekonomi, dan sebagainya) (aspek sosiologis).
3.      Hakikat anak antara lain taraf perkembangan fisik, mental, psikologis,emosional, social serta cara anak belajar. (aspek psikologis).
4.      Hakikat pengetahuan atau disiplin ilmu (bahan pelajaran).
Instruction” yang diterjemahkan menjadi “pembelajaran atau pengajaran” dan “bahan instruksi” dalam arti perintah, oleh Saylor Alexander (1976) diartikan sebagai pelaksanaan kurikulum atau dalam pengertian lebih khusus “instruction” merujuk pada “proses belajar mengajar”. Jadi “sistem instruksional” digunakan untuk menunjukkan suatu “proses belajar mengajar” atau “proses pengajaran” atau lebih tepat lagi “proses pembelajaran” [1]
Menurut Twelker, instruksional ialah cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

B.     Hubungan Kurikulum dan Intruksional
Dalam kurikulum terdapat dua proses utama, yaitu  pedoman kurikulum dan pedoman instruksional.
1.      Pedoman Kurikulum, meliputi:
a.    Latar belakang, berisi rumusan falsafah dan tujuan lembaga pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang studi atau matakuliah,struktur organisasi bahan pelajaran.
b.    Silabus,berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang diberikan yaitu scope (ruang lingkup) dan sequence-nya (urutan pengkajiannya).
c.    Disain evaluasi, termasuk strategi revisi atau perbaikan kurikulummengenai:
Ø  Bahan pelajaran (scope dan sequence).
Ø  Organisasi bahan dan strategi instruksionalnya.
Pedoman kurikulum disusun untuk menentukan dalam garis besarnya,yaitu:
Ø  Apa yang akan diajarkan (ruang lingkup, scope).
Ø  Kepada siapa kurikulum diajarkan.
Ø  Apa sebab diajarkan, dengan tujuan apa.
Ø  Dalam urutan yang bagaimana (sequence).
Selanjutnya perlu diuraikan:
Ø  Falsafah dan misi lembaga pendidikan, sekolah, akademi, atau universitas/institute. Dalam hal perguruan tinggi perlu dikemukakan falsafah dan misi tiap fakultas dan jurusan.
Ø  Alasan atau rasioanal kurikulum berhubungan dengan populasi yangdijadikan sasaran, yakni untuk apa siswa dipersiapkan.
Ø  Tujuan filosofis mengenai bahan yang akan diajarkan, alasan memilihnya.
Ø  Organisasi bahan pelajaran secara umum.
2.      Pedoman Instruksional. 
Instuksional atau pengajaran adalah proses interaktif yang berlangsung antara guru dengan siswa atau juga antara sekelompok siswa, dengan tujuan untuk memeperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap, serta memantapkan apa yang akan dipelajari tersebut. Proses instruksional banyak didasarkan atas pedoman kurikulum yang telah disepakati bersama atau atas seperangkat tujuan dan harapan yangmenjadi parameter bahan yang akan diajarkan. Pedoman instruksional diperoleh atas usaha pengajar untuk menguraikan isi pedoman kurikulum agar lebih spesifik sehingga lebih mudah untuk mempersiapkannya sebagai pelajaran dalam kelas. Penyusunan pedoman instruksional sebaiknya dilakukan oleh suatu tim, termasuk guru yang akan mengajarkannya.
Instruksional mempunyai dua dimensi, yaitu:
a.       Dimensi kognitif, pengetahuan, keterampilan.
b.      Dimensi afektif, kematangan, tanggung jawab, inisiatif siswa.
Dimensi pertama berkenaan dengan bahan yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai, sedangkan dimensi kedua berkenaan dengan keadaan ciri-ciri dan taraf perkembangan siswa.
Langkah-langkah mendisain Pedoman Instruksional untuk mendisain pedoman instruksional dapat diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Tentukan satu atau dua tujuan untuk tiap topik yang telah disebut dalamsilabus mata pelajaran. Tujuan itu lazim disebut tujuan instruksional umum atau TIU. 
b.      Rumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) sehingga dapat diamati dandiukur hasilnya.
c.       Tentukan dua atau tiga macam kegiatan belajar bagi tiap tujuan khusus.
d.      Sediakan sumber dan alat belajar mengajar yang sesuai.
e.       Buat disain penilaian hasil dan kemauan belajar, cara menilai, alat menilaiuntuk tiap tujuan khusus.
Tujuan Instruksional merupakan bagaian dari pembelajaran, berbagai defenisi tujuan instruksional disampaikan oleh beberapa tokoh diantanya :
Robert F. Mager (1962), tujuan instruksional sebagai tujuan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi tingkat kompetensi tertentu, 
Eduard L. Dejnozka dan David E. Kavel (1981), tujuan instruksional adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam bentuk perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Perilaku ini dapat berupa fakta yang tersamar (covert), 
Fred Percival dan Henry Ellington (1984), tujuan instruksional adalah suatu pernyataan yang jelas menunjukkan penampilan atauketerampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat sicapai sebagai hasil belajar.

Menurut Sodjarwo (1984: 38) Tujuan instruksional dibedakan menjadi dua, yakni maksud atau disebut juga Tujuan Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional Khusus.
Tujuan Instruksional Umun (TIU) yang istilah lainnya adalah “goal” atau “terminal objective” ruang lingkupnya luas dan merupakan pernyataan tentang perilaku akhir yang dapat dicapai oleh siswa setelah ia menyelesaikan satu unit pelajaran atau sub pokok bahasan. Jadi luas jangakauannya tergantung pada ruang lingkup kegiatan yang dilakukan.
Tujuan Instruksional (TIK) yang istilah lainnya adalah sempit dibanding TIU dan merupakan hasil penjabaran dari TIU dalam bentuk perilaku spesifik.dengan kata lain dapat disebutkan bahwa TIK adalah kumpulan dari pernyataan yang lebih sempit dan terinci dibandingkan TIU yang biasanya dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, sehingga memudahkan pengajar dalam mengukur hasil belajar. Dalam proses pembuatan TIK rincian pernyataannya didasarkan pada TIU.
Tujuan Instruksional Khusus merupakan lanjutan dari tahap-tahap pengembangan instraksional yang diawali dari mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis Tujuan Instruksional Umum (TIU), selanjutnya melakukan analisis instruksional dan mengidentifikasi perilaku karakteristik awal siswa lalu setelah itu merumuskan Tujuan Instruksional Khusus.
Berdasarkan paparan diatas dapat kita ketahui bahwa Tujuan Instruksional Khusus merupakan salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting bagi jalanya proses kegiatan belajar mengajar, maka dalam makalah ini akan dibahas bagaimana perumusan Tujuan Instruksional Khusus.
Tujuan instruksional adalah tujuan yang pencapaiannya dibebankan kepada tiap pokok bahasan yang terdapat dalam tiap bidang studi. Tujuan inilah yang lazim disebut sebagai tujuan pengajaran karena pencapaian tujuan itu langsung dapat diketahui atau diukur pada setiap kegiatan pengajaran yang dilakukan.  
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan, maka didalam penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian secara mendalam.
Intruksional ialah sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan sebuah kegiatan. Pengembangan sistem intruksional ialah proses menciptakan situasi dan kondisi tertentu yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan perilaku pengembangan sistem ini memerlukan pemantauan interaksi siswa. Pengembangan senantiasa didasarkan pada pengalaman. Pengamatan yang sesama dan percobaan yang terkendali.

B.     Kritik dan Saran
Demikian yang dapat kami  paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini.  semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca yang pada umumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Harjanto, Drs. 2005. Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nasution, S. 1991. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Nasution, S. 1995. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta : PT. Bumi Aksara.






[1] Drs. Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2005), Ct. ke-4, h. 51

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Situs-situs Terkait

Music

 
Support : Muhammad Arwani Proudly powered by Blogger
Copyright ; 2012. Agama tanpa ilmu pengetahuan akan buta - All Rights Reserved
Copright SMK Manba'ul Huda Published by Blogger