BAB I
METODE
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
A.
Pendahuluan
Secara etimolgis, metode berasal dari bahasa Yunani,
yaitu methodos. Kata
ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau
melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki
arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Inggris
dikenal dengan term method dan way yang diterjemahkan sebagai
cara. Sedangkan dalam bahasa Arab kata metode diungkapkan dalam berbagai kat
seperti kata al-thoriqoh, al-manhaj, dan al-washilah. Al-thariqoh berarti
jalan, al-manhaj berarti system, dan al-washilah berarti mediator
atau perantara.
Sedangkan secara terminology metode adalah suatu jalan yang ditempuh
seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu baik dalam lingkungan ataupun
dalam perniagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainya.[1] Ada
pula yang mendefinisikan bahwa metode adalah suatu cara kerja yang sistematik
seperti cara kerja ilmu pengetahuan.[2]
Sedangkan pendidikan atau pengajaran itu dalam arti luas adalah suatu
proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup
pengetahuanya, nilai dan sikapnya serta ketrampilanya. Semua itu bertujuan
untuk mencapai kepribadian individu yang lebih baik.
Jadi jika melihat masing-masing pengertian dari metode dan pendidikan, maka
pengertian metode pendidikan dan pengajaran adalah suatu cara yang sistematis
untuk mengembangkan segala aspek kepribadian manusia yang mencakup
pengetahuanya, nilai serta sikapnya, dan ketrampilanya yang bertujuan untuk
mencapai kepribadian individu yang lebih baik.
Sebagai komponen ilmu, metode dapat mengantar suatu proses pendidikan dapat
mencapai tujuan pendidikanya dengan cepat dan tepat. Hal ini akan terjadi bila
mana metode pendidikan dan pengajaran ini sejalan dengan substansi dan tujuan.
Di samping itu metode juga harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Maka dari itu seorang pendidik harus dapat memilih metode yang tepat dengan
keadaan. Untuk itu mereka dituntut untuk menguasai metode pendidikan dan
pengajaran.
B.
Hadits dan Terjemahan
1.
Hadist
tentang membuat mudah, gembira dan kompak
عَنِ اَنَسٍ بَنِ مَلِكٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمْ قَالَ يَسِّرُوْا وَلاَ تُعَسِّرُوْا وَبَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا
(اخرجه البخارى في كتاب العلم(
Artinya:
“Permudahkanlah (manusia dalam soal-soal agama) dan jangan mempersukar mereka,
dan berilah mereka kabar gembira dan janganlah mereka dibuat lari. (HR.
Bukhori)[3]
2.
Hadist
tentang menyampaikan perkataan yang jelas dan terang
عَنْ عَاِشَةَ رَحِمَهَااللهُ قَالَتْ كَانَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ كَلاَمُ فَصْلاً يَفْهَمُهُ كُلُّ مَنْ
سَمِعَهُ (اخرجه ابوداود فى كتاب الادب(
Artinya: “Dari Aisyah RA. Berkata, perkataan Rasulullah adalah ucapan fashlan
(singkat dan jelas), dan dapat memahamkan orang yang mendengarnya. (HR. Abu
Dawud 12/467)
3.
Hadist
tentang metode cerita (kisah)
عَنْ أَبِى هُريْرةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسولَ
اللهِ صَلىَّ اللهُ علَيهِ وَسَلَّمْ قال بَيْنَا رَجُلٌ يَمْشِي فَاشْتَدْ عَليهِ
العَطَشُ فَنَزَل بِئْرًا فَشَرَبَ مِنْهَا ثُمَّ خَرَجَ فَاذَا هُو َبِكلْبٍ
يَلْهَثُ يَأكلُ الشَّرَى مِنَ العَطُشِ فَقالَ لَقدْ بَلغَ هَذَا مِثْلُ اَّلذِي
بَلغَ بيِ فَمَلَا خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ ثُمَّ رَقِيَ فَسقىَ الْكلْبَ
فَشكرَ اللهُ له فَغفرَ لَهُ قَالوا يَا رَسولُ اللهِ وَاِنَّ لَنَا في
الْبَهَائِمِ أَجْرًا قال فِي كُلّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ (أخرجه البخاري في كتاب
المشقات(
Artinya: “Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya rasulullah SAW bersabda:
Ketika seorang laki-laki sedang berjalan-jalan tiba-tiba ia merasa sangat haus
sekali kemudian ia menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian
ia keluar (dari sumur). Tiba-tiba datang seekor anjing menjulur-julurkan
lidahnya ia menjilati tanah karena sangat haus, lelaki itu berkata: anjing itu
sangat haus sebagaimana aku, kemudian masuk ke sumur lagi dan ia penuhi
sepatunya (dengan air), kemudian ia (haus lagi) sambil menggigit sepatunya dan
ia beri minum anjing itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan mengampuninya,
sahabat bertanya, wahai Rasulullah: adakah kita mendapat pahala karena kita
menolong hewan? Nabi SAW menjawab: disetiap yang mempunyai limpa hidup ada
pahalanya. (HR. Bukhori)[4]
4.
Hadist
tentang metode tanya jawab
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قالَ قالَ رَجُلٌ يَا رَسُولُ
اللهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ؟ قالَ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ
ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوْكَ ثُمَّ أَدْناكَ أَدْناكَ (أخرجه مسلم في كتاب البر
والصلة والأداب(
Artinya: “dari Abu Hurairah ra, Ia berkata seseorang laki-laki datang
pada Rasulullah SAW, kemudian ia bertanya, wahai Rasulullah siapa orang yang
paling berhak aku hormati? Beliau menjawab: Ibumu, ia berkata, kemudian siapa?
Beliau menjawab: Ibumu, ia berkata, kemudian siapa? Beliau menjawab: kemudian
bapakmu, kemudian saudara terdekatmu. (HR. Muslim).
5.
Hadist
tentang metode diskusi
عَنْ أنَسٍ رَضيَ اللهُ عَنهُ قالَ قالَ رَسُوْلُ اللهِ
صلَّى اللهُ عَليهِ وَسلَّمْ انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُوْمًا قَالُوا
يا رَسولَ اللهِ هَذا نَنْصُرُهُ مَظْلوُمًا فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَالِمًا قالَ تَأْخُذُ
فَوْقَ يَدَيْهِ (أخرجه البخاري في كتاب الظالم والغصب(
Artinya: “dari Annas ra, berkata: Rasulullah SAW, bersabda: “tolonglah
saudaramu yang dzalim dan yang didzalimi, dikatakan bagaimana jika menolong
orang yang dzalim? Rasulullah menjawab: tahanlah (hentikanlah) dia dan
kembalikanlah dari kedzalimannya, karena sesungguhnya itu merupakan pertolongan
padanya”. (HR. Bukhari)[5]
6.
Hadist
tentang alat peraga
عَنْ أَبي هُرَيرةَ قالَ قالَ رَسولُ اللهِ صلىَّ اللهُ
عَلَيهِ وَسَلَّمْ كَافِلِ الْيَتِيْمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ
كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ وَأَشَارَ مَاِلكٌ بِالسَّبَابَةِ وَالوْسْطَى )أخرجه مسلم
في الزهد والرقائق(
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w.
bersabda:
"Pemelihara anak yatim, baik miliknya sendiri atau milik lainnya, saya
(Nabi s.a.w.) dan ia adalah seperti
kedua jari ini di dalam syurga." Yang merawikan Hadis ini yakni Malik bin
Anas mengisyaratkan dengan menggunakan jari telunjuk serta jari tengahnya.
(Riwayat Muslim)
C.
Analisa Hadist
1.
Analisa Hadits
pertama (Metode dengan membuat mudah, gembira dan kompak)
Hadits di atas menjelaskan bahwa proses pembelajaran
harus dibuat dengan mudah dan sekaligus menyenangkan agar siswa tidak tertekan
secara psikologis dan merasa bosan terhadap suasana di kelas. Serta apa yang
diajarkan oleh gurunya. Dan satu pembelajaran harus menghunakan metode yang
tepat disesuaikan dengan situasi dan kondisi, terutama dengan mempertimbangkan,
keadaan orang yang akan belajar.
Sebagaimana dalam QS. Ali-Imran: 15
Terjemahnya : Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang
lebih baik dari yang demikian itu?". untuk orang-orang yang bertakwa
(kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya
sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri
yang disucikan serta keridhaan Allah. dan Allah Maha melihat akan
hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imron: 159)[6]
Dalam menempuh proses-proses pendidikan, sikap-sikap
keras hendaknya dihindari. Islam mengajarkan kelemah lembutan dalam metode
pendidikan agar para peserta didik tidak kabur karena Allah sendiri menghendaki
kepada kemudahan.
2.
Analisa Hadist
kedua (Metode
dengan perkataan yang jelas dan terang)
Dari hadist tersebut menunjukan bahwa ucapan Rasulullah SAW selalu jelas
dan dapat dipahami bagi setiap oarang yang mendengarkannya. Hal ini patut
menjadi contoh bagi kita sebagai calon guru untuk dapat memberikan penjelasan
secara detail agar anak didik dapat menerima damn memahami apa yang kita
sampaikan.
3.
Analisa Hadist
ketiga (Metode
cerita atau kisah)
Hadits
diatas menjelaskan bahwa pendidikan dengan metode cerita dapat menumbuhkan
kesan yang mendalam pada anak didik, sehingga dapat memotivasi anak didik untuk
berbuat yang baik dan menjauhi hal yang buruk. Bahkan kaedah ini merupakan
metode yang menarik yang dilakukan Rasulullah. Teknik ini menjadikan
penyampaian dari Rasulullah menarik sehingga menimbulkan minat dikalangan
sahabatnya.
Allah SWT berfirman
dalam surat Yusuf: 111
Artinya: “Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal.” .(Yusuff: 111)[7]
Maka
jelas bahwa Al Qur’an juga menggunakan cerita untuk seluruh pendidikan dan
bimbingan yang mencakup seluruh metodologi pendidikanya, yaitu untuk pendidikan
mental, akal, dan pendidikan jasmani serta menaruh jaringan-jaringan yang
saling berlawanan yang terdapat dalam jiwanya itu, pendidikan melalui teladan
dan nasehat. Oleh karena itu cerita merupakan kumpulan bimbingan yang tidak
terkirakan banyak.
Disamping
itu teknik bercerita adalah satu teknik yang baik untuk menerapkan aspek
pembangunan insan. Sebagai contoh aspek pembangunan insane lebih diminati dan
dihayati apabila disampaikan dalam bentuk plot cerita atau drama, dibandingkan
jika hanya disampaikan dalam bentuk fakta akademik. Bukti terbaik penggunaan
teknik ini adalah bagaimana Al Qur’an banyak menggunakan teknik ini dalam
penyampaian ajaranya, begitu juga Hadits Nabi yang turut menggunakan teknik
ini.
4.
Analisa Hadist
Keempat (Metode tanya jawab)
Metode tanya
jawab adalah pembicaraan antara dua orang atau lebih, dalam pembicaraan
tersebut mempunyai tujuan dan topik tertentu. Metode ini berusaha menghubungkan
pemikiran seseorang dan orang lain, serta mempunyai manfaat bagi pelaku ( orang
yang bertanya dan orang yang menjawab ).
Metode tanya
jawab sering digunakan oleh Rasulullah SAW dalam mengajarkan ajaran yang dibawa
kapada para saahabat. Metode ini akan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya tentang sesuatu yang tidak mereka pahami.
Firman
Allah SWT :
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّارِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْل الذِّكْرِإِنْ
كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Artinya : “Dan Kami tidak mengutus sebelum kami, kecuali oarng-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”. ( QS. An Nahl :43 )
Pada
dasarnnya metode tanya jawab adalah tindak lanjut penyajian ceramah yang
disampaikan pendidik. Dalam hal penggunaan metode ini, Rasulullah SAW
menanyakan kepada para sahabat tentang penguasaan terhadap suatu masalah.
5.
Analisa Hadist Kelima
(Metode Diskusi)
Diskusi
pada dasarnya tukar menukar informasi dan unsure pengalaman secara teratur
dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih
teliti tentang sesuatu. Atau untuk mempersiapkan atau merampungkan keputusan
bersama. Oleh karena itu diskusi bukan debat dan perang mulut. Dalam diskusi
tiap orang diharapkan member sumbangsih sehingga semua bisa paham sengan binaan
bersama.
Akan
tetapi dalam diskusi harus dilakukan dengan cara yang sebaik-baiknya. Seperti
firman Allah dalam
surat An-Nahl: 125
Artinya: “Serulah (manusia)
kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl; 125)[8]
Dari
ayat di atas maka sangat jelas bahwa walaupun Nabi membolehkan mendidik dengan
metode diskusi, akan tetapi dalam pelaksaanya harus
dilakukan tengan hikmah atupun dengan penuh bijak. Adapun tujuan diskusi itu
sendiri adalah sebagai berikut:
1. Untuk member motivasi kepada peserta didik agar dapat
berkomunikasi dengan lisan.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakn
pengetahuan dan informasinya yang telah dimiliki.
3. Mengembangkan sikap saling hormat menghormati dan tenggang rasa
terhadap keberagaman pendapat orang lain dalam rangka mengembangkan kecerdasan
peserta didik.
4. Hadits Abu Hurairah tentang alat peraga
- Analisa Hadist Keenam (Metode dengan menggunakan alat peraga)
وعن سهلِ بن سعدٍ رضي
اللَّه عنه قال : قال رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «أَنَا وكافلُ
الْيتِيمِ في الجنَّةِ هَكَذَا » وأَشَار بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى ، وفَرَّجَ
بَيْنَهُمَا » . رواه البخاري. و « كَافِلُ الْيتِيم
» : الْقَائِمُ بِأُمُورِهِ .
Dari Sahl bin Sa'ad r.a., katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Saya dan orang yang memelihara anak
yatim itu dalam syurga seperti ini." Beliau mengisyaratkan dengan jari
telunjuk dan jari tengahnya dan merenggangkan antara keduanya itu."
(Riwayat Bukhari)
Metode
menggunakan alat peraga dalam pengajaran, memegang peran penting sebagai alat
bantu untuk menciptakan proses belajar yang ditandai dengan beberapa unsur,
terutama alat. Karena alat tersebut selain dapat digunakan untuk motivasi,
tetapi dapat juga meningkatkan efektifitas hasil belajar.[9]
Adapun
Fungsi
dan nilai alat peraga adalah sebagai berikut:
1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang
efektif
2. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah
satu unsure yang harus dikembangkan oleh guru.
3. Alat peraga dalam pengajaran penggunaanya integral dengan tujuan
dan isi pelajaran.
4. Penggunaan
alat peraga tidak hanya sekedar hiburan ataupun pelengkap, akan tetapi salah
satu media untuk memudahkan pemahaman.
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metode pendidikan dan pengajaran adalah suatu cara yang sistematis untuk
mengembangkan segala aspek kepribadian manusia yang mencakup pengetahuanya,
nilai serta sikapnya, dan ketrampilanya yang bertujuan untuk mencapai
kepribadian individu yang lebih baik. dalam proses pendidikan itu sendiri
mempunyai peran yang sangat penting, karena metode ini merupakan sebuah cara
yang digunakan untuk mewujudkan sebuah tujuan pendidikan.
Adapun metode pendidikan imi bermacam-macam. Berikut ini adalah beberapa
metode yang ditawarkan Nabi untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
- Metode dengan membuat mudah, gembira dan kompak
- Metode dengan perkataan yang jelas dan terang
- Metode tanya jawab
- Metode cerita atau kisah
- Metode diskusi
- Metode dengan menggunakan alat peraga
Dari beberapa metode di atas, semuanya mempunyai keunggulan tersendiri
sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Untuk itu keberhasilan dalam proses
belajar mengajar juga tak luput dari ketepatan dalam memilih metode yang sesuai
dengan situasi \dan kondisi yang ada.
B. PENUTUP
Demikian makalah yang kami buat. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua
dalam pemahaman dan pengetahuan kita tentang metode-metode pendidikan yang Nabi
ajarkan pada kita (melalui Hadits). Namun sebagai manusia biasa yang masih jauh
dari kesempurnaan, kami sadar masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalh
ini. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi
perbaikan makalah kami selanjutnya agar lebih baik.
[2] Zakiah Darajat, Metodik
Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, 1985), hlm. 1
[3] Imam Az Zabidi, Ringkasan
Shahih Al Bukhari, Terj. Cecep Syamsul Hari dan Thalib Anis, (Bandung:
Mizan, 1997), cet 1, hlm. 33
[4]
Ahmad Soenarto, dkk, Terjemah
Shohih Bukhari, (Semarang: CV. As-Syifa, 1993), hlm. 30
[5]
Ahmad Toha, Terjemah Shahih Bukhari 1, (Jakarta: Pustaka Panjimas,
1986), hlm. 80
[6]
Departement Agama RI, Al Quran dan Terjemahannya, Bandung: SYGMA, 2005
[7]
Departement
Agama RI, Al Quran dan Terjemahannya, Bandung: SYGMA, 2005
[9]
Zakiah darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jkararta:
Bumi Aksara, 2001), cet. 2, hlm. 226
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !