POKOK-POKOK AJARAN ISLAM DAN PERASAAN MALU
A.
PENDAHULUAN
Manusia
merupakan makhluq ciptaan Allah SWT. Yang paling mulia diantara makhluq yang
lain, karena dalam penciptaannya manusia dikaruniai akal yang sempurna,
sehingga manusia ditugaskan sebagai khalifah di bumi. Allah menciptakan manusia
dilengkapi dengan naluri menyembah kepada-Nya, sesuai dengan tujuan
penciptaannya yaitu agar menyembah kepada-Nya. Dalam hal menyembah kepada
Allah, diatur dalam bentuk syari’at Islam, sehingga dalam Al Qur’an Surat Ali Imran ayat ke 85 ditegaskan:
85. Barangsiapa mencari agama
selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama
itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi[1].
Dengan
diberikan akal yang sempurna, pasti tidak memilih rugi. Oleh karenanya ayat
tersebut diatas menambah tingkat keyakinan umat Islam dalam memeluk dan
melaksanakan ajaran Islam secara utuh dan sempurna. Keyakinan sebagai modal
pondasi pelaksanaan ajaran Islam. Tanpa adanya keyakinan yang mantap meskipun
sudah melaksanakan ajaran Islam akan berakibat kualitas pelaksanaannya bias
jadi menurun, sejalan dengan tinggi dan rendahnya iman seseorang yang telah
disenyalir oleh Rasulullah SAW bahwa iman itu bias berkurang dan bertambah.
Indikasi iman seserang bertambah, dapat dilihat dari segi peningkatan
ibadahnya. “meningkat” dalam arti lebih tekun, lebih sering, lebih baik dan
atau lebih banyak, begitu pula sebaliknya jika ibadah seseorang menurun dapat
dikatakan menurun pula imannya.
Keyakinan
akan menjadi tumbuh bahkan bisa berkembang jika mengetahui secara jelas tentang
hal yang seharusnya diyakini. Dalam hal ini maka pemakalah akan
menyampaikan secara singkat tentang
pokok-pokok ajaran Islam dan perasaan malu.
B.
HADITS
DAN TERJEMAHNYA
1.
Hadits
yang berkait dengan pokok-pokok ajaran Islam:
Terjemah:
Dari Umar radhiyallahu `anhu juga
dia berkata: Ketika kami duduk-duduk disisi Rasullullah shallahu`alaihi wa
sallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju
yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas
perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara kami yang mengenalnya.
Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya
kepada lututnya Rasullullah shallahu `alaihi wa sallam seraya berkata, "Ya
Muhammad, beritahukan aku tentang Islam?", Maka bersabdalah Rasullulah shallahu`alaihi
wa sallam: "Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah (tuhan yang
disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau
mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika
mampu", kemudian dia berkata, "anda benar". Kami semua heran,
dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi:
"Beritahukan aku tentang Iman". Lalu beliau bersabda, "Engkau
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan
hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk",
kemudian dia berkata "anda benar". Kemudian dia berkata lagi:
"Beritahukan aku tentang ihsan". Lalu beliau bersabda, "Ihsan
adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau
tidak melihatnya maka Dia melihat engkau". Kemudian dia berkata,
"Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)". Beliau
bersabda, "Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertana". Dia
berkata, "Beritahukan aku tentang tanda-tandanya", beliau bersabda,
"Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang
bertelanjang kaki dan dada, miskin lagi penggembala domba, (kemudian) orang itu
berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah shallahu`alaihi
wa sallam) bertanya, " Tahukah engkau siapa yang bertanya?". Aku
berkata, " Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui". Beliau bersabda,
"Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama
kalian". (Riwayat
Muslim)[2]
2.
Hadits
yang berkait dengan perasaan malu:
عَنْ أَبى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ
اللهصَلى اللهُ عَلَيْهوَسَلمَ اَلْحَيَاءُ منَ الايْمَان وَالايْمَانُ فى
الْجَنَة وَالْبَدَاءُ منَ الْجَفَاءوَالْجَفَاءُ [3] فى النَار اخرحه الترميدي
Terjemah:
Dari Abu
Hurairah ra berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Rasa malu itu bagian dari iman,
dan iman itu di surge, sedangkan berbuat cabul itu bagian dari sia-sia, dan
kesia-siaan itu di neraka” HR. al
Turmudzi)[4]
C.
PEMBAHASAN
1.
Tentang
pokok-pokok ajaran Islam
Hadits di atas menggambarkan bagaimana sebuah ajaran islam itu diajarkan
dengan metode-metode yang mudah tetapi tidak bisa dibuat mudah. Ada beberapa
aturan-aturan yang harus dipahami dan diikuti dalam prosesnya. Secara umum,
hadits di atas memberikan kita pembelajaran mengenai rukun islam dan rukun
iman.
Hadits ini merupakan hadits yang sangat dalam maknanya, karena didalamnya
terdapat pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Hadits ini
mengandung makna yang sangat agung karena bersal dari dua makhluk Allah yang
terpercaya, yaitu: Amiinussamaa' (kepercayaan makhluk di langit/ Jibril)
dan Amiinul Ardh (kepercayaan makhluk di bumi/ Rasulullah
shallahu`alaihi wa sallam).
Hadits di atas secara umum memberikan ajaran-ajaran islam yang diawali dengan:
1) Iman kepada Allah
2) Iman kepada Malaikat-Malaikat-Nya
3) Iman kepada Kitab-Kitab-Nya
4) Iman kepada Rasul-Rasul-Nya
5) Iman kepada Hari Akhir
6) Iman kepada Takdir yang baik maupun yang buruk
Enam hal tersebut sering disebut dengan rukun iman, dimana iman merupakan
aqidah yang harus diyakini umat Islam, sehingga bisa dikatakan kualitas islam
bergantung pada kualiats iman.
Kandungan Hadits di atas dapat juga dijumpai di dalam Alquran, tentang iman.
Terdapat pada Surah Al Baqarah Ayat ke 285:
z`tB#uä ãAqߧ9$# !$yJÎ/ tAÌRé& Ïmøs9Î) `ÏB ¾ÏmÎn/§ tbqãZÏB÷sßJø9$#ur 4
<@ä. z`tB#uä «!$$Î/ ¾ÏmÏFs3Í´¯»n=tBur ¾ÏmÎ7çFä.ur ¾Ï&Î#ßâur w ä-ÌhxÿçR ú÷üt/ 7ymr& `ÏiB ¾Ï&Î#ß 4
(#qä9$s%ur $uZ÷èÏJy $oY÷èsÛr&ur (
y7tR#tøÿäî $oY/u øs9Î)ur çÅÁyJø9$# ÇËÑÎÈ
285. Rasul telah
beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula
orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan
antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka
mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa):
"Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
Dan apabila mengimani hal tersebut maka sudah merupakan titik awal
pembelajaran Islam dan melaksanakan perintah dari Allah yaitu
1) Bersyahadat
2) Mendirikan Shalat
3) Menunaikan Zakat
4) Puasa di Bulan Ramadhan
5) Pergi Haji bagi yang mampu
Bersyahadat berarti
bersaksi. Syahadat ada dua macam. Pertama
syahadat tauhid artinya bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah
kecuali Allah. Kedua syahadat rasul yakni bersaksi bahwa Nabi Muhammad
SAW adalah utusan Allah.
Shalat merupakan amal kewajiban bagi muslim yang utama, sebab
diterangkan dalam Al Qur’an shalat itu bias mencegah yang fakhsya’ dan yang munkar, lagi pula
amal yang pertama dihisab pada hari kiyamat adalah shalat.
Islam merupakan rahmatan li al ‘alamin, salah satu indikasinya diajarkan perbuatan ibadah social yakni zakat.
Zakat diperintahkan kepada umat Islam yang mampu untuk diberikan kepada yang
berhak menrimanya. Ini merupakan keseimbangan social, yang kuat membantu yang
lemah.
Manusia diciptakan diberikan karunia akal sempurna tetapi diberikan
pula nafsu. Akal sehat cenderung mengajak berbuat baik sedangkan nafsu
mempunyai kecenderungan untuk berbuat yang salah, oleh karenanya nafsu perlu
dikendalikan. Sebagaimana diwajibkan kepada ummat terdahulu maka umat Islam
sekarang ini pun diperintahkan untuk wajib menjalankan puasa sebulan dalam setahun yaitu pada bulan Ramadhan.
Ibadah haji merupakan pengamalan ajaran islam yang diwajibkan bagi yang
mampu dan dilaksanakan pada bulan dzul hijjah di tanah suci Makkah al mukarromah yaitu Negara atau kota dimana telah dibangun ka’abah yang menjadi kiblat umat Islam dalam beribadah
shalat.
2.
Tentang
perasaan malu
Para
Ulama berpendapat : “Hakikat malu adalah budi pekerti yang mengajak agar
meninggalkan kejelekan dan mencegah dari mengurangi hak orang lain.”
Dalam
riwayat Abu al Qasim Al Junaid ra, ia berkata : “Malu adalah memandang kebaikan
dan melihat kekurangan diri sendiri. Dari kedua pandangan itu, lahirlah persaan
yang dinamakan malu.”[5]
Secara
biologis orang yang memiliki perasaan malu itu ditandai dengan sedikit dan
banyaknya keringat di wajahnya dan dikatakan tidak baik jika wajah seseorang
itu sedikit sekali keringatnya.
3.
Korelasi
antara perasaan malu dengan pokok-pokok ajaran Islam
Bagi umat Islam
menjalankan pokok-pokok ajaran Islam dipandang sebagai amal shalih, perbuatan
ibadah yang mengandung nilai terpuji baik dalam rangka hubungan dengan Allah
dan hubungan dengan sesama makhluk. Dengan adanya pandangan bahwa melaksanakan amal
shalih dan memandang diri sendiri belum atau kurang bahkan tidak melaksanakan
amal shalih tersebut, timbullah perasaan malu baik malu kepada Allah,
kepada sesama atau malu terhadap diri sendiri. Dengan demikian kiat ataupun
upaya untuk menjalankan pokok-pokok ajaran Islam akan tumbuh kesadaran untuk
menjalankannya dengan lebih baik baik dari segi kuantitas maupun kualitas pelaksanaan
ibadahnya.
D.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Sebagai
penduduk agama Islam, seorang muslim seharusnya menjalankan pokok-pokok ajaran
Islam yaitu bersyahadad, mendirikan shalat, memeberikan, menjalankan puasa
rhamadhan, dan menjalankan ibadah haji bagi yang mampu menjalankannya.
Berkaitan
dengan perasaan malu maka seseorang sejati akan merasa malu dengan dirinya
sendiri jika tidak menjalankan pokok ajaran Islam tersebut.
2.
Kata
Penutup
Alhamdulillah
kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, berkat Inayah dan Hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Hadist ini.
Kami sangat
menyadari kekurangan kami dalam penyusunan makalah ini, untuk kritik dan saran
sangat kami butuhkan dari pihak manapun
Daftar Pustaka
Departemen
Agama RI, Al-Qur’an AL Karim dan Terjemahnya, PT Karya Toha Putra:
Semarang, 2002
Nawawi
Imam, Terjemah Riyadhus Shalihin, Pustaka Amani; Jakarta, 1999, hl 624.
Amin
Muhammad Al Kutuby, Bulugh al Maram, Al Haramain; 1378 H
Idris
Muhammad, Abdul al Rauf, Qamus al Marbawi, Dar Ihya’ al Kutub al
‘arabiyah Indonesia.
Hasan,
Ali Umar, Pelajaran Hadits, PT Karya Toha Putra: Semarang, 1992
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !