Beberapa tahun yang lalu, ada kisah
seorang yang begitu sukses. Ia adalah seorang pengusaha kaya raya
yang mempunyai beberapa perusahaan. Kekayaannya melimpah,
rumahnya mewah, beberagai mereka mobil terbaru ia miliki, setiap tahun
naik haji, jika liburan ke luar negeri. Dan masih banyak hal lainnya
yang menunjukan kesuksesan beliau.
Dari segi status, cukup terhormat di
kalangan masyarakat, keluarganya terkenal, dan mempunyai anak-anak yang
cerdas, lincah, cantik dan ganteng.
Akan tetapi, tahukan apa yang terjadi di
balik semua itu?. Suatu hari, salah seorang anak pengusaha tadi tampak
begitu sedih dan bercerita dengan temannya bahwa dirinya sama sekali
tidak bahagia dengan kehidupan keseharian keluarga mereka.
Ia merasa kurang perhatian dari
kedua orang tuanya. Hidupnya hampa dan tidak mendapatkan kasih sayang
dan pendidikan islam yang cukup.
Kasus seperti ini mungkin bukan hanya
satu atau dua saja terjadi di sekitar kita. Banyak keluarga lain yang
kurang memperhatikan pendidikan keislaman dalam keluarganya. Pendidikan
yang membuat mereka mengenal Allah dan bisa berakhlak mulia. Yang bisa
membuat hidup mereka bahagia dan lebih bermakna.
Buktinya, jumlah kenakalan remaja kian
hari kian meningkat. Dan sebaliknya, masjid-masjid sepi dari para
pemuda. Ada sejenis image bahwa masjid adalah tempat bagi mereka yang
sudah mendekati usia sepuh.
Padahal, masalah pendidikan anak, begitu ditekankan dalam islam. Dalam alquran, kita dianjurkan untuk selalu membaca doa,
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً
Wahai Allah karuniakanlah kepada
kami istri-istri dan anak-anak yang menyejukan pandangan. Dan
jadikanlah kami pemimpin bagi kaum yang beriman.
Dan kesungguhan kita dalam berdoa dengan
doa ini, tentu tidak hanya sekedar ucapan lisan, tetapi perlu untuk
betul-betul ditunjukan dengan perbuatan. Yaitu dengan mendidik anak
kita dengan sebaik-baiknya.
Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Wahai orang-orang yang beriman,
jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya
terdiri dari manusia dan batu. Padanya malaikat yang keras, yang
tidak membantah Allah atas apa yang diperintahkan kepada mereka dan
mereka melakukan apa yang diperintahkan (kepada mereka).
Ayat ini memerintahkan semua orang tua
agar mereka benar-benar berusaha menjadi pemimpin yang baik dalam
keluarga. Orang tua ini, termasuk ayah mau pun ibu, sebagaimana
rasulullah bersabda,
الرجل راعٍ في أهله ومسؤولٌ عن رعيته، والمرأةُ راعيةً في بيتِ زوجها ومسؤولةٌ عن رعيتها
Laki-laki adalah pemimpin dalam
keluarganya, dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya. Dan wanita
adalah pemimpin di rumah suaminya, dan bertanggungjawab atas
kepemimpinannya.
Dan orang tua harus benar-benar menganggap anak sebagai amanah dari Allah. Allah berfirman,
يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلادِكُمْ
Allah mengamanatkan kepadamu atas anak-anak kalian.
Dan barang siapa yang tidak menempati amanahnya, maka Allah akan mengazabnya di akhirat nanti. Rasulullah bersabda,
ما من عبد يسترعيه الله رعية يموت يوم يموت وهو غاش لرعيته إلا حرم الله عليه الجنة
Tidaklah seorang hamba diberikan
amanah oleh Allah atas suatu kepemimpinan kemudian meninggal dan pada
saat itu ia mengkhianati amatnya, kecuali diharamkan baginya sorga.
Orang tua mempunyai peran yang sanga
penting dalam mendidik anak karena merekalah yang pertama kali akan
banyak mempengaruhi kehidupan sang ke depannya. Bahkan dalam hal agama
mereka sekali pun. Rasulullah juga bersabda,
كلُّ مولودٍ يُولدُ على الفطرة، فأبواه يهودانه، أو ينصرانه، أو يمجسانه
Semua anak dilahirkan diatas fitrah, orang tuanya-lah yang menjadikannya yahudi atau nashrani atau majusi.
Hal ini pula kenapa nabi ya’kub ketika akan meninggal dunia, maka ia bertanya kepada para anak-anaknya,”Apa yang akan engkau sembah setelah kematianku?”.Bukan bertanya tentang apa pekerjaan, makanan, atau sejenisnya yang akan engkau miliki setelahku.
Karena memang demikianlah orang beriman. mereka yakin bahwa jika seseorang menjaga Allah, maka Allah akan menjaga dirinya.
Oleh karena itu, pendidikan tauhid,
ibadah terutama sholat dan akhlak, merupakan hal mendasar yang perlu
ditanamkan kepada anak sejak kecil.
Dalam hal sholat misalnya, keutamaan pendidikan mengerjakan sholat, disabdakan oleh rasulullah salallahu alaihi wassalam,
صل قائما فإن لم تستطع فقاعدا فإن لم تستطع فعلى جنب، فإن لم تستطع فمستلقيا
Sholatlah kalian dalam keadaan
berdiri, jika tidak mampu maka duduku, jika tidak mampu maka tidur, dan
jika tetap tidak mampu maka dengan isyarat.
Dan dalam keluarga, pendidikan sholat ini difirmankan oleh Allah,
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا
Perintahkanlah keluargamu dengan sholat dan bersabarlah di atasnya.
Adapun untuk anak, rasulullah bersabda,
مروا أولادكم لسبع سنوات واضربوهم عليها لعشر
Perintahkan anak kalian untuk sholat
pada usia tujuh tahun, dan pukullah mereka pada usia sepuluh tahun
(jika tidak mengerjakan sholat).
Pukulan yang tentu saja mendidik dan tidak menyakiti. Bukan memukul di wajah.
Selain itu, berkenaan dengan adab, rasulullah bersabda,
ما نحل والد ولدا من نحل أفضل من أدب حسن
Tidak ada yang lebih baik ditinggalkan oleh orang tua kepada anaknya kecuali meninggalkan adab yang baik.
Dan termasuk dalam pendidikan anak
adalah dengan memberikan kepada mereka, hanya makanan yang halal saja.
Makanan ini akan sangat mempengaruhi karakter dan perkembangan anak.
Sebagaimana dalam suatu hadits dikisahkan,
Ketika rasulullah sedang bersama para
sahabat, maka seorang anak menendang bola dan mengenai rasulullah. Maka
rasulullah berkata, anak ini memakan makanan yang haram.
Para sahabat kaget, dan yakin bahwa apa
yang dikatakan oleh rasulullah pasti benar. Akan tetapi, mereka juga
was-was, karena yang bermain ternyata juga adalah anak-anak para
sahabat.
Sampai kemudian sahabat yang anaknya
menendang bola tadi bertanya kepada istrinya, makanan apa yang engkau
berikan kepada anak kita. Baru tiga hari kemudian sang istri ingat
bahwa anaknya beberapa hari yang lalu telah diberi makanan oleh seorang
tetangga nasrani yang jelek akhlak dan karakternya.
InsyaAllah jika orang tua betul-betul
mencari makan yang halal, maka itu merupakan jihad bagi dirinya.
Sebagaimana rasulullah bersabda,
“ Barang siapa yang bekerja, sampai
dia capek atau meninggal demi mencari harta yang halal, maka ia berada
dalam keadaan diampuni dosa-dosanya oleh Allah”.
Demikianlah salah satu cara rasulullah
mendidik anak dan para sahabatnya. Sampai-sampai Allah menyebut mereka
sebagai umat yang terbaik.
Dalam hal ini, para ulama menyebutkan
bahwa orang tua pada hakikatnya bagaikan seorang petani. Jika ia
menginginkan hasil yang baik, maka hendaknya sang orang tua betul-betul
memelihara anaknya dari berbagai macam hal yang tidak baik. Ia akan
mendapatkan sebagaimana usaha yang ia lakukan.
Seorang yang mendidik anaknya dengan
baik, maka ia akan mendapatkan begitu banyak keutamaan. Meskipun sudah
meninggal, pahala dari doa anak sholeh-nya yang senantiasa mendoakannya
akan senantiasa mengalir. Sebagaimana hadits rasulullah,
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له
Jika meninggal anak cucu Adam, maka
terputus amalnya kecuala tiga perkara, shodaqoh jariyah, ilmu yang
bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya.
Maka ketika kita sudah meninggal, apa
lagi yang kita harapkan untuk menambah pahala kita selain perbuatan
yang masih tersisah kebaikannya meskipun kita telah meninggal.
Selain itu, pendidikan anak sesungguhnya
adalah bagian dari dakwah kita. Dan dakwah yang “relative” mudah untuk
dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan yang terbaik dalam
keluarga. Dengannya insyaAllah kita juga akan selalu mendapatkan
pahala, Rasulullah bersabda,
من دل على خير فله مثل أجر فاعله
Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, padanya pahala seperti mereka yang melakukannya.
Mereka yang mendidik anaknya, apalagi mereka adalah wanita, maka dijamin dengan sorga, sebagaimana hadits rasulullah,
من كانت له ثلات بنات فصبر عليهن وسقاهن وكساهن كن له حجابا من النار
Barang siapa mempunyai tiga anak
perempuan, kemudian ia bersabar atasnya, dan memberikan pendidikan
islam yang baik bagi mereka, maka ia akan menjadi hijab baginya dari
neraka.
Dan masih banyak keutamaan lainnya dari pendidikan anak yang benar ini.
Sebaliknya, mereka yang tidak
memperhatikan pendidikan anaknya, maka dalam suatu hadits diceritakan
bahwa di akhirat nanti mereka akan dituntut oleh anak-anak mereka.
Meskipun ia sudah dipanggil dari pintu sorga, akan tetapi ia akan
dimasukan ke neraka karena anaknya tidak rela atas pendidikan islam
yang minim yang mereka berikan.
Bahkan dalam suatu kisah, di dunia ini,
orang tua pun sudah akan mulai merasakan akibat kesalahannya dalam
mendidik anak. Seorang anak yang disia-siakan oleh ayahnya sewaktu
kecil berkata,
“Wahai ayah, ketika aku kecil, engkau menyia-nyiakanku, maka ketika engkau tua, maka aku pun menyia-nyiakanmu”.
Terakhir, kita berdoa kepada Allah,
semoga kita diberikan kekuatan untuk mampu mendidik anak-anak kita
menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !