Probabilitas bersyarat.
Ditentukan set B dan set A. Probabilitas terjadinya A sama dengan syarat bahwa B sudah terjadi atau akan terjadi. Ditulis :
dimana P(B) > 0. Dengan kata lain kejadian B merupakan syarat terjadinya kejadian A.
Jika yang menjadi syarat adalah kejadian A maka dapat ditulis sebagai berikut :
Contoh 5 :
Misalkan A mewakili 2000 mahasiswa lama (=a). dan B mewakili 3500, mahasiswa putri(=b). Sedangkan 800 dari 3500 mahasiswa putri merupakan mahasiswa lama (=c).
Maka
(merupakan perbandingan mahasiswa lama putri dengan seluruh mahasiswa putri ).
Kejadian P ( B | A ) berarti kejadian yang memiliki mahasiswa putri dengan syarat bahwa mereka mahasiswa lama.
Definisi : Kalau A dan B merupakan kejadian bebas, maka
P ( A B ) = P (A) P(B) = P(B) P(A)
Hal ini ekuivalen dengan :
P ( A | B ) = P (A) dan P ( B | A ) = P (B)
Dalil Penjumlahan :
Aturan umum dari penjumlahan probabilitas
Contoh 6 :
Diambil suatu kartu secara acak dari kartu bridge. A dapat kartu As, B dapat kartu wajit. Hitung P(A È B).
Penyelesaian
P (A ) = 4/52, P (B) = 13/52,
P ( A B ) = 1/52 (As - wajit)
P(A È B) = 4/52 + 13/52 - 1/52
= 16/52
= 0,31
Maka
dan
Contoh 7 :
Misalkan jumlah pelamar menjadi dosen pada suatu universitas ada sebanyak 100 orang. Tiap orang mempunyai probabilitas diterima sama = 0,01. Berdasarkan data yang masuk ke sekretariat dapat ditabelkan sebagai berikut :
Sudah menikah | Belum menikah | |
Pria | 3 | 12 |
Wanita | 10 | 8 |
Belum bergelar doktor
Sudah menikah | Belum menikah | |
Pria | 3 | 12 |
Wanita | 10 | 8 |
Telah bergelar doktor
Jika W, M, D menyatakan kejadian bahwa pelamar adalah Wanita, Meni-kah dan Doktor
Carilah : a. P(W), P(M), P(D)
b.
Contoh 8 :
Sebuah dadu dilemparkan ke atas sebanyak dua kali, x = jumlah mata dadu dari hasil lemparan ter-sebut.
Jika A = { x | x < 5}
dan B = { x | x e bilangan ganjil }
Cari P ( A | B) dan P ( B | A )
Tabel dari dua kali lemparan
I | II | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 |
1 | (1,1) | (1,2) | (1,3) | (1,4) | (1,5) | (1,6) | |
2 | (2,1) | (2,2) | (2,3) | (2,4) | (2,5) | (2,6) | |
3 | (3,1) | (3,2) | (3,3) | (3,4) | (3,5) | (3,6) | |
4 | (4,1) | (4,2) | (4,3) | (4,4) | (4,5) | (4,6) | |
5 | (5,1) | (5,2) | (5,3) | (5,4) | (5,5) | (5,6) | |
6 | (6,1) | (6,2) | (6,3) | (6,4) | (6,5) | (6,6) |
s = 36 titik sampel = 36 kali hasil percobaan
Kejadian A = { 1,1=2; 1,2=3; 1,3=4; 2,1=3; 2,2=4; 3,1=4 }
atau a = 6
Kejadian B = { 2,1; 4,1; 6,1; 1,2; 3,2; 5,2; 2,3; 4,3; 6,3; 1,4; 3,4; 5,4; 2,5; 4,5; 6,5; 1,6; 3,6; 5,6 }
atau b = 18
A Ç B = 2 titik sampel yaitu (1,2) dan (2,1)
atau c = 2
Maka
Probabilitas Kejadian Interseksi
P ( A Ç B ) = P(A) P( B | A ) = P(B) P( A | B)
artinya probabilitas bahwa A dan B terjadi secara simultan.
Contoh 9 :
Misalkan :
S = {set kartu = N = 52}
A = pengambilan pertama As (a=4)
P(A) = 4/52
B|A = pengambilan kedua juga As dengan syarat pengambilan pertama As (b=3, N=51)
P(B|A) = 3/51
Maka
P(AÇB) = P(A) P(B|A) =
Untuk tiga kejadian A , B dan C maka
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !